Budaya

Pasar Kangen Jogja 2025: Nostalgia, Kreativitas, dan Keberlanjutan di Taman Budaya

Yogyakarta, 18 September 2025 — Setelah sejumlah penundaan dan persiapan matang, event tahunan Pasar Kangen Jogja akhirnya dibuka hari ini, Rabu (18/9), di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Acara yang menggugah memori masa lalu ini akan berlangsung selama tujuh hari, sampai Rabu, 24 September 2025, mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB.

Tema & Filosofi

Tahun ini, Pasar Kangen mengangkat tema “Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur”, yang secara harfiah berarti “Menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam.” Tema ini mengajak masyarakat untuk kembali ke akar, memperkuat produksi dan konsumsi lokal, sekaligus menjaga kelestarian alam.

Perbedaan Tahun Ini

Menurut Ong Hari Wahyu, penggagas dan kurator Pasar Kangen, ada beberapa perubahan dibanding event sebelumnya. Salah satu yang menonjol adalah jumlah tenant (penyewa stan): dari sekitar 300 stan pada tahun lalu kini menjadi sekitar 200 stan. Hal ini terkait dengan kondisi fisik TBY yang masih dalam tahap beberapa perbaikan.
Selain itu, durasi Pasar Kangen dipadatkan menjadi tujuh hari, sebelumnya lebih panjang yaitu sepuluh hari, sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan efisiensi.

Ragam Isi dan Aktivitas

Acara ini bersifat gratis dan terbuka untuk umum. Pengunjung akan menemukan stan-stan kuliner tradisional dari Jogja dan Nusantara, kerajinan lokal, serta program-program seni dan budaya. Di antaranya: Art Of Children (batik & seni rupa), Nandur Srawung, Fasilitas Difabel, Workshop interaktif yang memungkinkan pengunjung bukan hanya menonton, tetapi ikut merasakan proses kreatif dari kearifan lokal yang diusung.

Aspek Lokal dan Identitas Kota

Dalam rilis resmi, Pemda DIY melalui situs JogjaProv menyebut Pasar Kangen bukan sekadar agenda pasar kuliner atau hiburan, melainkan ruang nostalgia sekaligus belajar untuk hidup selaras alam. Acara ini dinilai meneguhkan jati diri Yogyakarta sebagai kota yang masih hidup dari kearifan lokalnya.

Tentang Penggagas: Ong Hari Wahyu

Ong Hari Wahyu adalah seniman dan kurator yang sejak awal mencetuskan konsep Pasar Kangen. Ia menginginkan Pasar Kangen sebagai wadah kreativitas dan ekspresi budaya lokal, terutama kuliner tradisional dan kerajinan yang kadang sulit ditemui di tempat lain.

Harapan dan Tantangan

Meskipun antusiasme tinggi, tantangan tetap ada. Beberapa antaranya adalah: Efisiensi penggunaan lahan dan fasilitas, mengingat TBY sedang dalam tahap pemeliharaan dan perbaikan. Keterlibatan masyarakat lokal dan pelaku UMKM, agar tidak hanya menjadi objek pengunjung, tetapi juga aktif mengambil peran dalam acara.Pelestarian identitas budaya, agar tidak hanyut di arus komersialisasi semata. Tema tahun ini diharapkan menjadi batu pijakan agar konsumerisme dan estetika nostalgia berjalan seimbang dengan keberlanjutan dan lokalitas.

Pasar Kangen Jogja 2025 hadir sebagai perwujudan rasa kangen akan suasana masa lalu, tetapi juga sebagai medium praktik budaya lokal, edukasi, kreativitas, dan ekonomi mikro. Acara ini mengundang semua kalangan — warga Jogja, wisatawan, pelaku budaya, anak muda, hingga keluarga — untuk merayakan, merasakan, dan juga belajar. Dari stan kuliner jadul hingga workshop interaktif, dari kesenian lokal hingga semangat menanam dan memakan apa yang ditanam, Pasar Kangen 2025 berusaha menjadi ruang bersama yang menyatukan nostalgia dan masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *