Purbaya Yudhi Sadewa Siap Jalankan Reformasi Fiskal, Ini Prioritasnya di Kemenkeu

Jakarta, 14 Oktober 2025 — Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Penunjukan ini diumumkan pada reshuffle kabinet tanggal 8 September 2025. Purbaya sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak tahun 2020.
Latar Belakang dan Pendidikan
Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964. Ia menempuh pendidikan sarjana di jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelar Master of Science (M.Sc.) dan Doktor (Ph.D.) di bidang Ekonomi diperolehnya dari Purdue University, Amerika Serikat.
Karier Profesional
Sebelum memasuki dunia pemerintahan, Purbaya memulai karier sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994). Setelah itu, ia bergabung dengan Danareksa Research Institute sebagai Senior Economist, lalu menjabat sebagai Chief Economist dan Direktur Utama Danareksa Securities.
Kiprahnya di sektor publik dimulai ketika ia bergabung di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pada 2020, Purbaya dipercaya memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga 2025. Di bawah kepemimpinannya, LPS memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional terutama di masa pandemi COVID-19.
Visi dan Gaya Kepemimpinan
Sebagai Menteri Keuangan, Purbaya dikenal dengan gaya kepemimpinan yang lugas dan terbuka terhadap kritik. Ia juga memiliki pandangan ekonomi yang cenderung pro-pasar (monetarist), berbeda dari pendekatan Keynesian yang kerap digunakan sebelumnya. Purbaya menegaskan bahwa kebijakan fiskal di bawah kepemimpinannya akan berorientasi pada efisiensi, transparansi, dan pemerataan pertumbuhan.
Tantangan Awal dan Agenda Reformasi
Usai dilantik, Purbaya langsung menghadapi tantangan besar berupa defisit anggaran dan penurunan penerimaan pajak. Ia menegaskan akan melakukan reformasi fiskal dengan menata ulang alokasi belanja dan memperkuat basis pajak nasional. Salah satu kebijakan yang menuai perhatian adalah rencananya untuk meninjau ulang dana transfer ke daerah jika ditemukan ketidakefisienan pengelolaan.
Purbaya juga menyampaikan bahwa prioritas awalnya adalah menjaga kredibilitas fiskal, memperkuat stabilitas makroekonomi, dan mendorong investasi melalui kebijakan fiskal yang berkeadilan.
Dengan latar belakang akademik dan pengalaman panjang di sektor keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa diharapkan mampu membawa arah baru bagi kebijakan fiskal Indonesia. Publik kini menantikan bagaimana strategi ekonom pro-pasar ini akan menavigasi keuangan negara di tengah ketidakpastian global.
