Lokal

Dugaan Korupsi Dana OSIS SMA N 5 Purwokerto, Ketua OSIS Mundur di Tengah Sorotan Publik

Purwokerto — Media sosial belakangan ini diramaikan oleh kabar dugaan penyelewengan dana kegiatan OSIS di SMA Negeri 5 Purwokerto. Isu tersebut mencuat setelah sejumlah akun mengunggah postingan yang menyebut adanya penggelapan dana hingga puluhan juta rupiah, yang seharusnya dipergunakan untuk berbagai program sekolah, termasuk kegiatan Smalazone.

Unggahan di Instagram yang menggunakan tagar #KetosProblematic tersebut dengan cepat menyebar dan menimbulkan reaksi luas. Sebagian pihak mengkritik keras kepemimpinan OSIS, sementara yang lain mengingatkan agar publik tidak serta-merta menghakimi sebelum ada bukti resmi.

Isu Dana yang Jadi Polemik

Kabar bermula dari obrolan internal siswa terkait dugaan ketidakjelasan laporan keuangan OSIS. Dalam percakapan itu muncul angka sekitar Rp50an juta. Meski demikian, hingga kini belum ada klarifikasi resmi mengenai jumlah dana maupun rincian penggunaannya.

Publikasi di media sosial membuat situasi semakin gaduh. Banyak komentar yang berseliweran justru berpotensi memperkeruh keadaan. “Komentar di medsos malah makin keruh, ini jelas tidak sehat untuk dunia pendidikan,” tulis salah seorang siswa dalam percakapan pribadi.

Ketua OSIS Mengundurkan Diri

Di tengah tekanan publik, Ketua OSIS akhirnya menyatakan mengundurkan diri pada pertengahan September 2025. Walaupun disebut sebagai keputusan pribadi, beberapa pihak menduga langkah tersebut dilakukan untuk menghindari sanksi pemberhentian. “Dia mundur sebelum diberhentikan, padahal tinggal sebulan lagi masa jabatannya selesai,” kata seorang sumber internal.

Mundurnya ketua OSIS juga tak lepas dari desakan sebagian siswa kelas XII yang menolak membayar biaya yearbook jika ketua lama tetap menjabat. Kondisi ini semakin memperkuat alasan terjadinya pengunduran diri.

Klarifikasi tentang Nama Sindi

Di tengah ramainya isu, sempat beredar nama Sindi yang dituding ikut terlibat. Namun, sejumlah klarifikasi menyebutkan bahwa Sindi justru korban fitnah. Pesan pribadi dari rekan dekatnya menegaskan bahwa Sindi sudah berdamai dengan pihak sekolah dan tidak ingin namanya kembali diseret dalam polemik.

“Sindi berterima kasih atas dukungan, tapi sekarang dia sudah damai dengan pihak sekolah. Dia akan bicara lagi kalau ada yang coba menyeret-nyeret namanya,” demikian bunyi salah satu percakapan.

Gerakan dukungan untuk Sindi juga ramai di media sosial melalui tagar #WeStandWithSindi, menunjukkan adanya simpati publik terhadap dirinya.

Reaksi Siswa dan Alumni

Banyak siswa dan alumni menyayangkan kasus ini karena mencoreng nama baik OSIS sebagai wadah belajar kepemimpinan. Namun, sebagian menegaskan agar persoalan ini tidak digeneralisasi kepada seluruh pengurus OSIS maupun sekolah.

“Ketua OSIS ini sebenarnya punya prestasi dan potensi, tapi sayang digunakan ke arah yang salah,” ungkap seorang alumni.

Potensi, Tekanan, dan Gaya Hidup

Ketua OSIS yang mundur dikenal sebagai siswa berprestasi yang aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari seni tari hingga ajang Kakang Mbekayu Banyumas. Karena itu, kabar dugaan korupsi membuat banyak orang kaget.

Beberapa siswa menduga tekanan sosial dan gaya hidup berlebihan turut memicu persoalan ini. “Umur remaja itu memang rawan, ingin diakui, ingin terkenal, tapi kalau salah langkah bisa jadi masalah,” ujar seorang siswa.

Pihak Sekolah Menjaga Reputasi

Pihak sekolah hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi secara detail. Namun sumber internal menegaskan bahwa permasalahan ini tidak boleh menyeret nama lembaga. OSIS maupun SMA N 5 Purwokerto disebut tetap berkomitmen menjaga integritas dan menjalankan program pendidikan sebagaimana mestinya.

Pengamat pendidikan juga menekankan pentingnya perspektif adil. “Jangan sampai gara-gara satu orang, lalu seluruh sekolah ikut tercemar. Justru lembaga dan pengurus lain yang tidak terlibat harus dilihat sebagai pihak yang ikut dirugikan,” tegasnya.

Penutup

Kasus dugaan penyalahgunaan dana OSIS di SMA N 5 Purwokerto memperlihatkan bagaimana media sosial dapat mempercepat penyebaran informasi sekaligus berpotensi menimbulkan fitnah. Meski ketua OSIS sudah resmi mengundurkan diri, status dugaan korupsi dana masih perlu dibuktikan melalui jalur resmi.

Bagi dunia pendidikan, kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa amanah kepemimpinan pelajar bukan hanya soal prestise, tetapi juga tanggung jawab moral dan finansial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *